Jumat, 04 Maret 2016

Fakta Gerhana Matahari Total 2016 (Bag 2)

6 Fakta yang Penting Diketahui soal Gerhana Matahari Total 2016




1. Hanya Terjadi di Indonesia

  • Bertepatan dengan ritual Nyepi umat Hindu di Bali, yang jatuh pada bulan baru.
  • Kala itu, bayangan Bulan meliputi area seluas 100-150 km, hanya di 11 provinsi. "Wilayah Indonesia lainnya akan mengalami gerhana sebagian."
  • Penduduk di 11 provinsi berpeluang melihat matahari yang gelap gulita. Apalagi kejadiannya pada pagi hari, ketika potensi mendung berkurang.
  • Warga di wilayah Indonesia barat bisa menyaksikan fenomena tersebut pada pukul 07.30 WIB, sementara di wilayah tengah Nusantara pada pukul 08.35 Wita, dan wilayah timur pada pukul 09.50 WIT.
  • "Suasana saat itu mirip malam hari, tapi tidak terlalu gelap. Mirip senja, jelang malam. Ini adalah pengalaman yang mungkin sekali seumur hidup," tutur Kepala Lapan.
2. Yang Pertama di RI pada Abad ke-21

  • Peristiwa gerhana matahari total pernah terjadi di Indonesia ada pada tahun 1983, 1988, dan 1995.
  • Namun, Thomas Djamaluddin mengatakan, gerhana matahari total 2016 adalah yang pertama terjadi pada Abad ke-21 di Indonesia.
  • Gerhana matahari berikutnya akan terjadi di Indonesia pada 2019 -- yakni gerhana matahari cincin. 
  • Sementara, gerhana matahari total berikutnya baru melintas di wilayah Nusantara pada 20 April 2023.
3. 300 Tahun Sekali

  • Hanya ada hitungan pola 18-19 tahun, sesuai dengan periode Saros atau siklus gerhana. Namun, jalurnya berbeda.
  • "Berdasarkan perhitungan kasar, gerhana matahari total hanya akan terjadi sekitar 300 tahun sekali di satu daerah," kata Thomas Djamaluddin.  
  • Wilayah Sumatera Selatan dan Bangka termasuk yang sungguh beruntung.
  • "Kejadian terakhir pada 1988 dan berulang pada 2016, jadi hanya 28 tahun. Masih beruntung. Di daerah lain 300 tahun."
4. Menguji Teori Einstein

  • Thomas Djamaluddin mengatakan, para ilmuwan Lapan akan berkolaborasi Gerhana matahari total dengan para ahli asing, termasuk dari Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA).
  • "Juga sering dijadikan pembuktian teori relativitas Einstein. Bahwa suatu benda bisa membelokkan cahaya," tambah dia.
  • Jadi, ketika gerhana matahari, saat sang surya ditutup, bintang-bintang di sekitar matahari sedikit bergeser.
  • Saat gerhana matahari total, menurut Thomas, perubahan perilaku hewan juga diperkirakan akan terjadi, terutama pada binatang malam.
  • "Walau hanya beberapa menit saat gerhana matahari total terjadi, kondisi tiba-tiba gelap seolah malam akan membuat hewan terutama binatang malam bereaksi. Akan terjadi perubahan perilaku, nah itu juga menjadi penelitian," beber sang kepala Lapan.

5. 'Pembodohan Massal'

Peristiwa gerhana matahari total yang paling menghebohkan adalah pada 11 Juni 1983 yang jalur totalitasnya melintasi Jawa. 

Fenomena tersebut bahkan disiarkan langsung di TVRI -- stasiun televisi satu-satunya di Indonesia kala itu.

Pada masa itu, dalam masyarakat banyak beredar kabar bohong. "Atau semacam pembodohan massal, dengan mengatakan, 'awas, hati-hati gerhana bisa membutakan mata'," kata Thomas.

Bahkan, dia menambahkan, ada yang bertindak ekstrem sampai-sampai seluruh jendela ditutup. "Seakan matahari memancarkan radiasi berbahaya," kata dia.

Tak hanya di situ, di suatu daerah, mata hewan-hewan penghuni kebun binatang ditutup, agar mereka tak buta.

Untuk itulah, Lapan meluncurkan hitung mundur 55 hari jelang gerhana matahari total pada 14 Januari 2015.

"Tujuannya, untuk sosialisasi bahwa gerhana adalah peristiwa yang menarik dan aman dilihat."


6. Bukan Fenomena Berbahaya

Kepala Lapan Thomas Djamaluddin menegaskan, gerhana matahari total adalah fenomena yang luar biasa. Bukan peristiwa penuh marabahaya.

"Padahal Matahari sama seperti yang kita lihat kok. Yang membahayakan itu, kalau kita tidak berhati-hati melihatnya," kata dia.

Alumni Kyoto University tersebut menambahkan, pada saat gerhana sebagian, secara refleks mata sudah merasa silau.

  • "Maka jangan dipaksakan atau berlomba melihat matahari secara langsung. Itu sangat berbahaya."
  • Pada saat gerhana total, tambah Thomas, justru paling bagus melihat langsung. Tanpa kaca mata, tak perlu pakai filter.
  • "Asal berhati-hati. Yang paling riskan adalah peralihan fase total ke fase sebagian, saat Bulan mulai bergeser, cahaya matahari yang walau baru muncul sedikit sudah sangat kuat. Padahal, pupil mata kita sedang membesar," jelas dia. Hal itu bisa merusak retina.
sumber: http://news.liputan6.com/read/2411209/6-fakta-yang-penting-diketahui-soal-gerhana-matahari-total-2016?p=3

Tidak ada komentar:

Posting Komentar